Rabu, 30 September 2015

[091] Asy Syams Ayat 007

«
««•»»
Surah Asy Syams 7

وَالأَرضِ وَما طَحاها
««•»»
waal-ardhi wamaa thahaahaa
««•»»
Dan bumi serta penghamparannya,
«•»»
by the earth and Him who spread it,
««•»»

Dalam ayat-ayat ini Allah bersumpah dengan matahari terbit atau tidak terbit sebab dia adalah benda besar yang menunjukkan atas kekuasaan yang menciptakannya dan bersumpah dengan cahayanya, karena dia adalah sumber kehidupan bagi semua yang hidup. Dengan bulan apabila mengiringinya, dengan siang apabila menampakkannya, dengan malam apabila menutupinya, dengan langit serta pembinaannya, dengan bumi serta penghamparannya dan dengan jiwa serta penyempurnaan ciptaannya.

Kesemuanya itu menunjukkan atas kekuasaan Allah SWT pencipta benda-benda dan hal-hal yang luar biasa itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR AL AZHAR
OLEH BUYA HAMKA

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Untuk menegaskan dari apa kepada siapa, datanglah ayat selanjutnya;


“Demi sesuatu diri dan apa yang menyempurnakannya.”

Atau sesuatu jiwa, yang dimaksud ialah peribadi seorang Insan, termasuk engkau, termasuk aku. Sesudah kita disuruh memperhatikan matahari dan bulan, siang dan malam, langit dan bumi dan latarbelakang segala yang nyata itu, yang di dalam filsafat dinamai fisika, kita disuruh mencari apa metafisikanya, sampai hendaknya kita menginsafi bahwa segala-galanya itu mustahil terjadi dengan sendirinya. Semuanya teratur, mustahil tidak ada yang mengatur. Untuk sampai kesana, sesudah melihat alam keliling, hendaklah kita melihat diri sendiri; Siapakah AKU ini sebenarnya? Aku lihat matahari dan bulan itu, siang dan malam itu, langit dan bumi itu, kemudian aku fikirkan; “Aku yang melihat ini sendiri siapakah adanya?” Mula-mula yang kita dapati ialah; “Aku Ada!” bukti bahwa aku ini ADA ialah karena aku berfikir. Aku Ada, karena aku bertanya.

Sesudah Aku yakin akan ADAnya aku, datanglah pertanyaanku terakhir; ”secara kebetulankah AKU ADA ini? Secara kebetulankah aku ini berfikir? Dan apa artinya AKU ADA ini? Siapakah yang aku? Apakah tubuh kasar ini, yang dinamai fisika pula. Kalau hanya semata-mata tubuh kasar ini yang aku, mengapa waktu berhenti bernafas dan orang pun mati? Dan barulah sempurna hidupku karena ada gabungan pada diriku ini di antara badan dan nyawa. Dan nyawa itu pun adalah sesuatu yang metafisika, di luar kenyataan! Maka lanjutlah pertanyaan! Apa dan siapakah yang menyempurnakan kejadianku itu?”

Di sinilah kita mencari Tuhan Maha Pencipta, setelah kita yakin akan adanya diri kita.

Di sinilah terletak pepatah terkenal:
“Barang siapa yang telah mengenal akan dirinya, niscaya akan kenallah dia kepada Tuhannya.”

Sedangkan diri sendiri lagi menjadi suatu persoalan besar, apakah lagi persoalan tentang mencari hakekat Tuhan. Maka akan nyatalah dan jelaslah Tuhan itu pada matahari dengan cahaya siangnya, bulan ketika mengiringinya, siang ketika menampakkannya, malam ketika menutupinya, langit yang jelas betapa kokoh pendiriannya dan bumi yang jelas betapa indah penghamparannya; akhirnya diri kita sendiri dengan serba-serbi keajaibannya.


««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jiwa) sekalipun bentuk lafalnya Mufrad tetapi makna yang dimaksud adalah Jamak (serta penyempurnaannya) maksudnya kesempurnaan ciptaannya; lafal Maa pada tiga tempat di atas adalah Maa Mashdariyah, atau bermakna Man.

««•»»
and [by] the soul, that is to say, [by] all souls, and the One Who proportioned it, in its created form (mā in all three instances relates to the verbal action, or functions as man, ‘the one who’),
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of15
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=91&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#91:7

Tidak ada komentar:

Posting Komentar